Pantai Nepa dan Hutan Kera Nepa
Hening kemudian menjadi sebuah rasa
penasaran yang tinggi, lantas saya langsung mengganti nada dering agar bisa
mengenali suara pemberitahuan email dari manalagi kalau bukan Mas Wahyu Alam
dari Blogger Plat-M. Disusul dengan pemeberitahuan selanjutnya setelah tenang
dan saya benar terkonfimasi ikut jejalan bareng ke Madura rasanya wahhh wahh
wahh WOW senang bukan main. Apalagi yang ikut Blogger Heitz yang saya ikutin
artikel pelesirannya, dan untuk Blogger baru banget kaya saya hmm, acara Menduniakan
Madura ini jadi istimewa dan baru pertma kali saya mengikuti perjalanan jauh
sejak menjadi blogger.
Hasikk senangnya bukan main juga
setelah drama panjang di kasih resttu dan izin suami untuk angkat ransl dan
pergi selama hamper satu minggu. Untuk kegiatan selama di Madura memang tidak
cukup satu postingan saja jadi saya membuat beberapa episode yah gak panjang
sih apalagi mengikuti epispde “Marimar”. Persis seperti yang saya bayangkan
sehari sebelum jalan pemberitahuan WA sudah membengkak kaya tagihan PLN kalau
gak dibayar-bayar. Saya memesan tiket dari Jakarta umtuk melejit ke Surabaya
dengan menggunakan kereta hari senin malam, dan pulang hari sabtu pagi hari.
Setelah tiket di pegang lanjut saya mempersiapkan barang bawaan yang cukup 1
ransel kecil untuk pernak Pernik kamera dan handphone, serta satu tas selempang
untuk baju dan perlengkapan lainnya. Berangkat seorang diri dari gambir lanjut
bobo cantik di dalam kereta sampai tiba di Surabaya jam 06.30 pagi.
SURABAYA
Sampai Surabya kepala saya agak
pusing, salah memang sebelum masuk kedalam kereta saya ngopi dulu di stasiun
alhasil nih gak gantuk sampai jam 3 dan baru tidur sekitar jam 4 pagi. Ternyata
rombongn di Paras Turi sudah sampai juga sekita pukul 3.40 dini hari. Bunyi
tuing-tuing di WA menunjukkan kalau tim dari Plat-M sudah menunggu saya dah yap
yap yap dengan menggunakan Odheng dengan gagahan mas Ali menyapa, (ekh gagah
gak yah) hahaha. Saya juga sudah ditunggu oleh mas Fajrin, mas Salman juga mba
Aprie (Aw-Ka-Prie). Jadi kita dengan mobil diangkut menuju Kantor BPWS yang
terletak tidak jauh dari jembatan SuraMadu. BPWS ini yang mendukung penuh
serangkaian acara Jejak BPWS untuk Menduniakan Madura bersama Blogger Plat-M
dan tentunya tamu dari Blogger Seluruh Indonesia yang menjadi peserta.
Sesampainya di kantor BPWS kami disuguhi sarapan dan beberapa kaos yang akan
peserta pakai saat berkunjung ke beberapa titik destinasi wisata di Madura,
Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep wilayah Kabupaten Sampang yang dengan berat
hati saya infokan disini Kabupaten Sampang merupakan Kabupaten termiskin di
Madura. Kabar baiknya Kabupateng Sampang menyimpang rahasia yang akan terkuat
dengan kami peserta untuk mengunjungi wilayah asri Madura dan membuat Madura
semakin dikenla mendunia dengan destinasi wisata yang menarik sehingga mampu
membuat perekonomiannya meningkat.

Pembentukan BPWS atau Badan
Pengembangan Wilayah Suramadu yang terbentuk tahun 2008 dengan upaya “mempercepat”
pengembangan Wilayan Suramadu. Melalui upaya tersebut diharapkan
ketidakseimbangan antara wilayah Surabaya dan Madura dapat diatsi dan
pengembangan potensi unggulan Madura dapat tumbuh berkembang lebih maksimal
sehingga perkembangan ekonomi di Pulau Madura bisa lebih meningkat cepat.
Saya juga diajak melewati jembatan
Suramadu dans aya ingat ini adalah kali kedua saya melintasi Jembatan Suramasu,
waktu itu saya ingat membeli oleh-oleh di sekitar wilayah jembatan, dan kabar
baik lagi di area Jembata Suramadu akan dibangun rest area yang tentunya akan
memberikan dmpak baik bagi para pedagang di sekitar jembatan Suramadu
.
Destinasi pertama setelah melewati
dan mengunjungi wilayah yang akan dibangun dan ditingkatkan oleh BPWS tempat
wisata yang kami kunjungi adalah Pantai Nepa dan Hutan Kera Nepa yang berada di
Kabupaten Sampang. Para peserta menggunakan bus besar untuk menuju ke Pantai
dan Hutan Kera Nepa sekaligus beristirahat di Homestay yang terletak dekat
sekali dengan Pantai. Selama berjalanan juga kami dikawal oleh kepolisian dan
dalam perjalanan kta juga membuat “ Manequin Chalenge” dengan Bapak Polisi. Tentunya
ini menjadi perjalanan saya terlama dan pertama kali semenjak hitungan bulan
menjadi blogger dan menjadi istewa seluruh Blogger Indonesia diajak berkeliling
4 Kabupaten mengitari Pulau Madura dari Utara hingga Selatan. Sesampainya di
Pantai Nepa benar saja saat jejak memasuki Homestay sudah disambut dengan pasir
yang memenuhi halaman rumah juga hanya beberapa langkah hembusan angin sudah
terasa dan , “wow tatapan mata langsung kepantai bro”.
Pantai Nepa dan Hutan Kera Nepa
Setelah leyeh-leyeh dan meletakkan
tas, saya dan teman-teman bergegas untuk langsung menikmati air dan pasir yang
diaduk dan disantap, hahay. Bukan disantap dengan lidah tapi dengan telapak
kaki dan kecipak-kecipik menikmati air di pantai santai dihujani ombak yang
lembut. Tapi memang hari ini saya gak menyantap langsung itu pasirnya, ternyata
besok ada permainan dimana pasir itu main ke lidah saya. Lanjut menikmati angina,
saya mnyisir pantai dengan sesekali bertelanjang kaki agar bena-benar merasakan
tektur pasir dan memijit telapak kaki menghilangkan lelah perjalanan kemarin.
Pasir nya masih bersih yang berada disekitar air, walau belum tertata dengan
maksimal Pantai Nepa sangat patut dijadikan potensi yang mengundang para
pelancong untuk berwisata dan menikmati kedamaian dengan suasana yang masih
sepi dan sanyup.
Dengan adanya potensi unggulan yang
mampu dikembangkan, semoga Pantai nepa bisa dirasakan keindahannya oleh banyak
orang yang juga wajib merawat keindahannya, dengan tidak membuang sampah
sembanrangan juga merawat fasilitas yang akan dilengkap nantinya. Tentunya dengan
destinasi alam yang indah Pantai nepa akan lebih lengkap bila di rawat dengan
pra sarana sebagai tujuan wisata yang tidak merusak alam aslinya memang sudah
indah terlihat disana.
Yakin kalau berjalan-jalan sendiri
disini akan “Baper” uhuk apalagi memikirikan seseorang disana, hahaha, kalau
saya langsung teringat dengan anak saya babam, dan yakin sekali kalau Babam
diajak bermain pasir juga air di Pantai nepa akan betah dan menambah
eksplorasinya juga untuk membantu sensorinya agar semakin kuat juga matang di
sela tumbuh kembangnya.
Selanjutnya saya mengunjungi Hutan
Kera nepa yang masih asli sekali, walu memang belum matang dalam pembangunan
prasarana, tetapi melihat kera yang bercengkrama membuat pengalaman menjadi
berbeda, apalagi saya melihat ada kera yang menggendeong anak, semakin jelas ke”baperan”
saya untuk mengajak keluarga ke Hutan Kera Nepat yang sangat berdekatan dan
menyatu dengan Pantai Nepa. Sungguh beruntung para peserta kali ini, karena saat
berkunjung banyak kera yang lalu lalang dan melintas di dalam hutan, jika hari
biasa akan sulit melihat kera sebannyak itu. Karena kera di Hutan Nepa itu akan hadir kalau dipanggil oleh juru kunci
dengan mantra tertentu.
Agak lama saya berjalan di dalam
Hutan nepa yang kalau sendirin saya tidak akan berani, teman-teman semua gak
lupa langsung jerat-jepret memainkan kameranya untuk mengabadikan pengalaman
yang buat saya sangat istimewa dan belum pernah saya meilihat kera sebanyak dan
sedekat itu sebelumnya dimanapun, baru pertama kali hanya di Hutan Kera Nepa.
Dengan potensi pantai indah, dan
hutan yang masih asri Kabupaten Sampang memiliki rahasi yang tersembunyi dan
tentu saja harus menjadi berita baik sebagai tempat wisata potensial yang
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian di Kabupaten Sampang. Rasanya saya
ingin berlama-lama merasakan pasir juga gemericik ombak lembut yang membahasi
pasir juga telapak kaki saya. Waktu yang menunjukan hampi ppukul 5.30 saya
kembali ke Homestay untuk antri mandi, beres-beres isi tas juga makan malam.
Acara malam pun dilanjutkan dengan sarahsehan bersama Kepala Desa setempat,
Bappeda Sampang, dan perwakilan dari BPWS.
Keesokkan harinya, hari kedua Rabu 23
November kami menikmati sunrise, juga beberapa kali olahraga voli ringan juga
permaianan estafet karet. Entah dari mana ide kreatif itu muncul, yang jelas
panitia dari Blogger Plat-M berhasil membuat saya makan pasir saat mengambil
karet ditumpukan pasir dengan sedotan, yahh hasilnya tim kami kalahyang
didukung dengan wanita cantik lemah lembut, mba wulan, mba rian, juga mba moly.
Perjalanan kami para peserta masih
panjang, dan selalu aktif untuk bermedsos ria dengan live tweet juga posting
foto kece di Instagram. Maasih berlanjut ke Pulai Giliyang dengan oksigen
terbesar ke 2 di dunia, masih mengunjungi dan melihat produksi batk di
pamekasan, ke bandara Trunojoyo, air terjun toroan, TPI Pasosongan, Budidaya
rumput laut, menyusuri lokasi unik di Kabupaten Pamekasan, dan Sumenep yang
akan saya lanjuutkan di postingan berikutnya.
Untuk menduniakan Madura tentu saja
harus didukung banyak pihak serta temen-teman yang ingin memajukan Madura dan
wisata di Indonesia. Kabar baik yang disusun oleh teman-teman blogger Plat-M
juga Blogger dari seluruh Indonesia diharapkan menjadi jalan agar potensi
wisata di Madura bisa tersebar ke khalayak ramai dan bersama merawat juga
mendukung pariwisata di Indonesia yang indah dan mendunia.
Next saya juga akan mengajak Babam ikut serta untuk Menduniakan Madura.